Wed. Nov 19th, 2025

Eksotisme Pulau Derawan

Eksotisme Pulau Derawan: Surga Tersembunyi di Kalimantan Timur

Di lepas pantai Berau, Pulau Derawan mengapung seperti permata hijau di Laut Sulawesi. Kepulauan ini—Derawan, Sangalaki, Kakaban, Maratua—membentuk Segitiga Karang Emas, rumah bagi 70% spesies karang dunia. Airnya jernih hingga 30 meter, memungkinkan mata telanjang melihat ubur-ubur tak bersengat berenang di bawah dermaga kayu.

Pendaratan di Dermaga Derawan langsung memabukkan: aroma ikan asin bercampur bunga kamboja, suara ombak menggoyang rumah panggung di atas air. Penginapan lokal menawarkan kamar Rp300.000/malam dengan balkon langsung ke laut—pagi hari, penyu hijau (Chelonia mydas) sering naik ke permukaan mencari napas. Snorkeling 50 meter dari pantai sudah cukup melihat ratusan ikan napoleon dan barakuda berputar seperti tornado perak.

Perjalanan wajib: Danau Kakaban. Perahu 45 menit membawa ke pulau prasejarah di mana jutaan ubur-ubur emas (Mastigias papua) mengapung tanpa sengat—evolusi unik setelah danau terisolasi 15.000 tahun lalu. Berenang di tengahnya seperti melayang di galaksi hidup; ubur-ubur menyentuh kulit tanpa rasa sakit, hanya getar lembut. Di Gua Haji Mangku, air tawar menetes dari stalaktit, menciptakan kolam alami yang dikeramatkan suku Bajau.

Sangalaki adalah surga pari manta. Setiap pagi, puluhan manta raksasa (sayap 5-7 m) berkumpul di cleaning station—ikan kecil membersihkan parasit mereka. Penyelam hanya perlu menggantung di arus, menyaksikan “burung laut” raksasa melayang dalam formasi. Di Maratua, thila karang vertikal turun hingga 500 m; hiu karang dan tuna raksasa melintas seperti jet tempur.

Kehidupan Bajau menambah jiwa. Suku laut ini hidup di rumah apung, anak-anak menyelam tanpa alat sejak usia 3 tahun. Malam hari, mereka memancing dengan lampu petromaks—cahaya kuning menarik cumi-cumi hingga permukaan. Festival Derawan Dive Fest tahunan menghidupkan tarian saman laut dan lomba foto bawah air, merayakan harmoni manusia-karang.

Namun, surga ini rapuh. Limbah plastik dari daratan dan blast fishing mengancam terumbu. Komunitas lokal membentuk Derawan Dive Community: setiap wisatawan membayar Rp50.000 untuk adopsi karang—bibit ditanam di nursery dan dipantau hingga tumbuh. Populasi penyu hijau naik dari 200 sarang (2010) menjadi 1.200 sarang (2024) berkat patroli malam.

Mengunjungi Derawan adalah kembali ke masa ketika laut masih liar. Di sini, ubur-ubur menari, manta terbang, dan penyu bernapas di samping manusia—sebuah pengingat bahwa surga tersembunyi masih ada, asal kita menjaganya.

By admin

Related Post